Senin, 16 Maret 2009

1001 Macam Pemuratadan
23 Dec 03 - 3:00 am
Pemandangan seperti ini bukan hasil rekayasa, foto diatas adalah natalan bersama yang dilakukan di kampung Sawah oleh jemaat Daolos yang "SENANG" menggunakan atribut Islam. Sebentar lagi pemandangan seperti ini akan banyak dijumpai dibeberapa gereja. Sepertinya mereka Rindu pada Islam, atau apakah mereka sengaja melecehkan dan mau menyaingi Islam dengan menipu umat ? wahai para ulama dimana kalian??? - waspadailah anak anak generasi muda kita
Berbagai cara ditempuh untuk merekrut pemeluk agama baru. Muslim Minang di batas ambang kesabaran.Sumatera Barat menjadi target gerakan Kristenisasi, bukanlah kabar baru. Menurut Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Buya Mas’ud Abidin, sejak tahun 1963 sudah mulai marak aktivitas Kristenisasi. “Di Sumbar Kristenisasi masuk sejak 1963 dan semakin meningkat pada tahun 1968. Dulu ada tokohnya yang bernama Dr. Owen, sampai mendirikan RS. Imanuel di Bukittinggi,” ujar Buya Mas’ud Abidin.Masih menurut penuturan Buya Mas’ud, waktu itu, sembilan orang pemuda yang dipelopori Dt. Palimokayo memberikan resistensi dan penolakan terhadap usaha Kristenisasi ini. “Sampai-sampai mereka pernah di penjara pada tahun 1970-an,” lanjutnya. Buya Mas’ud melanjutkan, gerakan Kristenisasi ini memanfaatkan celah kebodohan dan kemiskinan yang tumbuh di masyarakat Minang.Sinyalemen yang diungkapkan Ketua DDII Sumbar di atas memang tak berlebihan. Kebodohan dan kemiskinan juga menjadi pintu masuk bagi gerakan Kristenisasi di ranah Minang. Menurut keterangan Ibnu Aqil D. Gani, Ketua Paga Nagari Sumatera Barat, saat ini tengah merebak cara baru pemurtadan dengan cara menjerat umat Islam dengan sistem rentenir. “Mereka diberikan uang dan modal, lalu dijerat untuk memeluk Kristen sebagai imbalannya. Targetnya banyak para pedagang sayur dan pedagang-pedagang kecil di wilayah Sumatera Barat,” terang Ibnu Aqil yang juga pimpinan Pesantren Subulus Salam ini.Metode jin dan hipnotis memang adalah cara baru yang merebak belakangan ini selain penawaran yang berujung pemurtadan. Namun, hal-hal seperti itu ditolak oleh Pdt. Samuel Karenda dari GKBI Padang. Samuel Karenda malah balik bertanya, apakah memang ada gerakan Kristenisasi. “Yang dimaksud dengan kasus Kristenisasi itu yang mana? Lagi pula, kalau ada data kongkret pelakunya selama ini mana?” ujar Samuel.Bahkan, tentang kasus kesurupan yang marak terjadi, pada SABILI Samuel menyebut nama sebuah sekte sempalan yang tidak diakui keberadaannya oleh gereja. “Saya dengar pelakunya Sekte Jehova. Dalam Protestan, aliran ini tidak diakui oleh gereja,” tuturnya menambahkan. Samuel menerangkan, pihaknya khawatir kalau ada pihak-pihak yang mempolitisir dan mencoba memprovokasi emosi antar umat beragama.Apapun sanggahan dan penjelasan yang diberikan oleh Samuel Karenda, nampaknya umat Islam Minang harus terus waspada dengan usaha-usaha pemurtadan. Hamdy El Gumanty tokoh yang senantiasa mencermati kasus Kristenisasi, khususnya di Sumbar mengatakan, jaringan dakwah harus diperluas sebagai langkah antisipasi. “Konsentrasi dakwah jangan hanya di masjid atau di pesantren-pesantren. Tempat umum juga harus dijangkau oleh para aktivis dakwah untuk mengantisipasi gerakan Kristenisasi,” kiat Hamdy.Hamdy juga menambahkan, selain jaringan dakwah, jaringan informasi antar umat Islam sendiri harus diperkuat dan ditingkatkan. Jika jaringan informasinya kuat, lalu ada sosialisasi cara-cara baru Kristenisasi, maka sejak dini bisa diantisipasi, ujar Hamdy yang hingga kini aktif mencermati kasus Kristenisasi. Tak hanya tentang info modus operandi, jaringan ini juga harus merancang cara-cara pencegahan dan penangkalan gerakan Kristenisasi. “Jangan malah menyebut semua kejadian dan peristiwa yang terjadi adalah sebuah isu atau gosip semata. Korban sudah demikian banyak, tidak boleh didiamkan,” ujarnya. Menurut Hamdy, Sumatera Barat memang telah menjadi daerah target utama Kristenisasi di Indonesia. Apalagi sejak Proyek Andalas 2000 tahun 2000 silam. “Sumbar ini jadi target karena daerah ini adalah penghasil intelektual dan pengusaha Muslim. Jadi mereka beranggapan, untuk Mengkristenkan Indonesia, terlebih dulu mereka harus mengkristenkan orang-orang Minangkabau,” tegasnya.Minangkabau memang sedang digarap. Dan bukan main-main, gerakan mereka sangat serius. Dalam Proyek 2000 disebutkan, minimal di Sumbar ditargetkan akan berdiri 2000 pos penginjil di berbagai wilayah. Dengan target seperti ini, maka tak heran jika pada tahun 2001 tersebar kabar 70 mahasiswa Universitas Andalas telah murtad dan pindah agama. Meski investigasi selanjutnya hanya menemukan tiga mahasiswa yang murtad, namun kasus ini menunjukkan ada gerakan yang dahsyat sedang berjalan.Kasus penculikan, perkosaan dan pemurtadan yang menimpa Khairiah Eniswah atau Wawah yang terbongkar dua tahun lalu juga lanjutan dari indikasi ada gerakan besar diatur. Kasus yang menimpa murid MAN II ini sempat memicu emosi masyarakat kota Padang. Sidang yang digelar berujung rusuh. Massa merusak gedung pengadilan dan terus berlanjut pada sekolah-sekolah Kristen yang ada di Padang.Tapi seolah tak jera, kasus-kasus baru terus bermunculan. Bahkan beberapa malah bermodus sama. Misalnya saja kasus yang menimpa Fitria Rahmi atau yang biasa dipanggil Mimi. Gadis berjilbab mahasiswa S2 IAIN Imam Bonjol jurusan Akidah Filsafat ini hilang setelah dihipnotis seorang tak dikenal 8 September 2002 silam. Dari hasil penyelidikan tim, oleh Lembaga Paga Nagari, Mimi dinyatakan diculik seorang pelaku bernama Haris atau Slamet dan dilarikan entah ke mana. Kasus-kasus pemurtadan yang keji dan dilakukan dengan cara pengecut terus menelan korban. Korban berjatuhan, dan toleransi umat pun hampir sampai di ambang. Jika tak ditangani secara serius dan jika hukum tak ditegakkan, suatu saat akan habis juga kesabaran. Jika sudah demikian, seperti kata pepatah, “Jangan salahkan Bunda mengandung.” Hentikan Kristenisasi dan pemurtadan mulai sekarang! (Sabili)Dibawah ini sebagian Kecil bukti bukti program Pemurtadan dengan cara Penggunaan Atribut Islam
Sekte Kos melakukan Sembahyang

Buku Buku Pemurtadan

Sekte Kos Narotama Melakukan Natalan - Surabaya

Kaligrafi Matius 5.44 - Klik Gambar

Kaligrafi Matius 5 - Klik Gambar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar